Monday, January 20, 2014

SEJARAH KEDATANGAN DATAK GODANG TERBENTUKNYA KOTO RAMBAHAN


BAB VII
SEJARAH KEDATANGAN DATUK GODANG DAN TERBENTUKNYA
KOTO RAMBAHAN

Pada abad ke 17 atau sekitar tahun 1628 M, datang lagi rombongan lain ke Rantau Singingi, yaitu rombongan DATUK GODANG. Rombongan ini datang dari Minangkabau dan dari suku Melayu, mereka datang dengan menempuh jalur dari hulu sungai Kuantan terus kearah hilir hingga sampai dibukit Pembantaian Kobou Tongo Duo Iko (Lubuk Ambacang) kemudian mereka terus menuju Tobek Sigadobang (Mudik Ulo) dan selanjutnya mereka menuju Kompe Bolahan (Serosa) dan kemudian turun ke hulu sungai Lembu Keruh dan kemudian mengikuti jalur yang dulu ditempuh oleh DATUK BATUAH yang sudah lebih dahulu datang ke Singingi dan telah menguasai seluruh kawasan sungai lembu dari hulu hingga kemuara.
Kemudian DATUK GODANG akhirnya sampai disuatu tempat yang telah dirambah atau yang dikenal dengan sebutan Rambahan yang dahulu merupakan tempat beristirahatnya DATUK BATUAH dan rombongannya sebelum sampai di Koto Tuo. Dibekas Rambahan DATUK BATUAH inilah kemudian DATUK GODANG dan rombongannya membuat permukiman untuk tempat tinggal.
Menyadari bahwa permukiman untuk tempat tinggal yang mereka tempati sekarang itu adalah bekas Rambahan DATUK BATUAH, maka segeralah DATUK GODANG berusaha untuk bisa menjumpai DATUK BATUAH. Akhirnya DATUK GODANG pun berangkat menuju kearah hilir sungai Lembu dan akhirnya merekapun sampai di muara sungai Lembu yaitu di Koto Rona Tanjung Bungo (Tanah Kerajaan) dan bertemu dengan DATUK MANGKUTO SINARO (pewaris sah dari Datuk Batuah) dan menyampaikan maksud kedatangannya.
Setelah mendengarkan maksud dan tujuan kedatangan DATUK GODANG, akhirnya DATUK MANGKUTO SINARO pun mengajak DATUK GODANG untuk menemui DATUK NAN BADUO yaitu SYAFI'I DATOK BANDARO 3 / DATUK KHALIFAH 1 dan DATUK JALO SUTAN di Rumah Dalam (Istana Kerajaan). Disini kembali DATUK GODANG menyampaikan kepada DATUK NAN BADUO perihal maksud dan tujuan kedatangannya yaitu untuk mencari tempat tinggal untuk dia dan rombongannya. Dan akhirnya dihadapan DATUK NAN BADUO kemudian DATUK MANGKUTO SINARO mengizinkan DATUK GODANG dan rombongannya untuk menempati atau bertempat tinggal didaerah bekas Rambahan DATUK BATUAH dulu.
Kemudian merekapun sama-sama berjanji dan berikrar bahwa “DATUK GODANG mengakui DATUK MANGKUTO SINARO sebagai mamak dalam suku, dan DATUK MANGKUTO SINARO mengakui DATUK GODANG sebagai kemenakan dalam suku dibawah panji payung DATUK JALO SUTAN” dan disaksikan oleh DATUK NAN BADUO. Dan selanjutnya DATUK NAN BADUO (DATOK BANDARO 3 / DATUK KHALIFAH 1 dan DATUK JALO SUTAN) sebagai pimpinan pemerintahan adat Rantau Singingi  dan juga sebagai Orang Godang Rantau Singingi bermusyawarah dengan DATUK NAN BATUJUH perihal keberadaan DATUK GODANG ini.
Setelah DATUK NAN BADUO dan DATUK NAN BATUJUH bermusyawarah akhirnya mereka bersepakat dan mengambil keputusan bahwa :
1.   Daerah Rambahan dijadikan Koto Rambahan dan dinamakan Luhak.
2.   Mengangkat DATUK GODANG sebagai pimpinan adat di Luak tersebut.
3.   DATUK GODANG diangkat   oleh   SYAFI'I   DATOK BANDARO 3 / DATUK KHALIFAH 1 sebagai pimpinan adat diluhak tersebut dengan jabatan sederajat Urang Godang Duo Sakoto yang bermamak ke DATUK NAN BATUJUH dan berajo ke DATUK NAN BADUO Rantau Singingi.
4.   Dalam pelaksanaan tugasnya DATUNG GODANG dibantu oleh Penghulu, Monti, Dubalang dan Orang Malin suku.
Semenjak itu maka resmilah Koto Rambahan ditempati oleh DATUK GODANG dan rombongannya.




No comments:

Post a Comment