Monday, January 20, 2014

E. SEJARAH KEDATANGAN MUZAKIR (DATUK MAJO GARANG) DAN TERBENTUKNYA KOTO SINABUAH (SUKU PIABADAR)


E. SEJARAH KEDATANGAN MUZAKIR (DATUK MAJO GARANG) DAN TERBENTUKNYA KOTO SINABUAH (SUKU PIABADAR)

Dalam waktu yang tidak lama berselang setelah kedatangan MAS’UD dan rombongannya di koto Degi, sekitar tahun 1493 M datang pula rombongan MUZAKIR dari Minangkabau. Kedatangan rombongan MUZAKIR ini adalah melalui sungai Subayang mengikuti jalur yang telah dirintis oleh MAS’UD, kemudian mereka terus ke sungai Singingi dan selanjutnya mereka sampai disuatu daerah yang bernama pulau Sangkak dan merekapun bermukim disitu.
Kemudian MUZAKIR menjumpai MAS’UD di Koto Degi, dalam pertemuan itu MUZAKIR menanyakan kepada MAS’UD tentang siapa yang memimpin dan berkuasa didaerah ini, dan MAS’UD pun menjawab, bahwa yang memimpin dan berkuasa di Rantau Singingi ini adalah MURAT Datuk Bandaro ke – 1  yang berada di Koto Lowe Intuak dibawah Payung Panji Datuak Bandaro di Sungai Tarap – Pagaruyung. Dan Siapapun yang baru datang dan ingin menetap di Rantau  Singingi ini terlebih dahulu harus izin dari MURAT Datuk Bandaro ke – 1   supaya beliau dapat melaporkannya kepada Datuk Bandaro di Sungai Tarap – Pagaruyung. Kemudian MUZAKIR meminta kepada MAS’UD untuk dapat mengantar dan menemaninya bertemu dengan MURAT Datuk Bandaro ke – 1  di Koto Lowe Intuak.
Selanjutnya berangkatlah mereka menuju ke Koto Lowe Intuak. Sesampai disana mereka langsung menemui MURAT Datuk Bandaro ke – 1  dan SAID Datuk Majo ke – 1 kemudian menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan meraka di Koto Lowe Intuak ini, yaitu meminta izin untuk tinggal dan bermukim didaerah Pulau Sangkak yang merupakan daerah kekuasaan MURAT Datuk Bandaro ke – 1. Setelah mendengarkan apa yang disampaikan oleh MUZAKIR itu, akhirnya MURAT Datuk Bandaro ke – 1  meberikannya izin untuk tinggal dan menetap didaerah yang dimaksud.
Setalah mendapat izin tersebut, kemudian mereka kembali ketempat semula, MAS’UD kembali ke Koto Degi sedangkan MUZAKIR kembali Pulau Sangkak, selanjutnya beliau memimpin anak kemenakannya dan membangun sebuah koto disitu yang kemudian diberi nama “KOTO SINABUAH”.

No comments: